Kebiasaan menggigit kuku untuk sebagian orang hanyalah kebiasaan buruk. Namun baru-baru ini, psikiater dari Asosiasi Diagnosa dan Statistik Manual Gangguan Mental Psikiater Amerika menemukan, kebiasaan menggigit kuku merupakan salah satu ciri-ciri gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Kebiasaan sepele seperti menggigit kuku bisa jadi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut Mayo Clinic, menggigit kuku tidak hanya buruk bagi higienis. Tapi juga bisa membuat kulit terkena infeksi, meningkatkan risiko flu, dan infeksi lain seperti tersebarnya bakteri dari kuku dan jari.
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah salah satu ragam dari gangguan kecemasan. OCD menyebabkan seseorang terjebak dalam kebiasaan melakukan sesuatu hal berulang-ulang untuk meredam kecemasannya.
Banyak orang OCD yang terjebak dalam kebiasaan, pemikiran yang membuat dirinya stres, serta ketakutan yang sulit dikontrol.
Mereka terpaksa melakukan ritual tertentu untuk mengendalikan situasi agar mereka kembali nyaman.
Untuk penggigit kuku yang obsesif, kebiasaan itu tidak disebabkan kukunya, tapi faktor lain seperti merasa stres, seperti dikutip dari laman Medical Daily.
Beberapa tahun belakangan, menggigit kuku belum diklasifikasikan sebagai OCD. Namun, mulai tahun depan anggapan itu akan diubah.
Orang-orang yang punya kebiasaan mengigit kuku, mencuci tangan terus menerus atau merasa harus mengatur sepatunya dalam keadaan tertentu akan dikategorikan sebagai orang yang menderita OCD.
Bila Anda termasuk orang yang terbiasa mengigiti kuku, konsultasilah pada dokter atau penyedia layanan kesehatan mental.
Untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku, Anda bisa mencoba menghindari penyebab yang memicu gigit kuku, misalnya rasa bosan, mencari cara yang sehat untuk mengatasi stres dan kecemasan, menjaga agar kuku selalu dipotong pendek dan rapi, atau menyibukkan tangan dan mulut dengan aktivitas lain seperti bermain musik atau mengunyah permen karet.(Ant/TII)(metro******)
Kebiasaan sepele seperti menggigit kuku bisa jadi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut Mayo Clinic, menggigit kuku tidak hanya buruk bagi higienis. Tapi juga bisa membuat kulit terkena infeksi, meningkatkan risiko flu, dan infeksi lain seperti tersebarnya bakteri dari kuku dan jari.
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah salah satu ragam dari gangguan kecemasan. OCD menyebabkan seseorang terjebak dalam kebiasaan melakukan sesuatu hal berulang-ulang untuk meredam kecemasannya.
Banyak orang OCD yang terjebak dalam kebiasaan, pemikiran yang membuat dirinya stres, serta ketakutan yang sulit dikontrol.
Mereka terpaksa melakukan ritual tertentu untuk mengendalikan situasi agar mereka kembali nyaman.
Untuk penggigit kuku yang obsesif, kebiasaan itu tidak disebabkan kukunya, tapi faktor lain seperti merasa stres, seperti dikutip dari laman Medical Daily.
Beberapa tahun belakangan, menggigit kuku belum diklasifikasikan sebagai OCD. Namun, mulai tahun depan anggapan itu akan diubah.
Orang-orang yang punya kebiasaan mengigit kuku, mencuci tangan terus menerus atau merasa harus mengatur sepatunya dalam keadaan tertentu akan dikategorikan sebagai orang yang menderita OCD.
Bila Anda termasuk orang yang terbiasa mengigiti kuku, konsultasilah pada dokter atau penyedia layanan kesehatan mental.
Untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku, Anda bisa mencoba menghindari penyebab yang memicu gigit kuku, misalnya rasa bosan, mencari cara yang sehat untuk mengatasi stres dan kecemasan, menjaga agar kuku selalu dipotong pendek dan rapi, atau menyibukkan tangan dan mulut dengan aktivitas lain seperti bermain musik atau mengunyah permen karet.(Ant/TII)(metro******)
0 komentar:
Posting Komentar