Senin, 17 Desember 2012

Nonton Film Porno Mengganggu Memori Jangka Pendek


Menonton film porno mungkin mengasyikkan bagi sebagian orang. Tapi, itu tak berarti mereka benar-benar ingat dengan apa yang mereka tonton. Sebab, gairah seksual dapat mengganggu memori jangka pendek.

Mahasiswa pascasarjana di Universitas Duisberg-Essen, Christian Laier, beserta profesor dan koleganya meneliti efek dari menonton film porno. Ia melibatkan 28 pria heteroseksual asal Jerman yang berusia rata-rata 26 tahun.

Laier kemudian meminta para koresponden melihat serangkaian gambar pada layar komputer. Sebagian responden melihat gambar pornografi. Sebagian lain menonton gambar nonpornografi berupa orang yang melakukan berbagai kegiatan seperti tertawa, berolahraga, dan membawa senjata tajam.

Kemudian, para pria diminta menyentuh tulisan 'ya' atau 'tidak' untuk menunjukkan gambar yang mereka lihat: apakah sama dengan gambar sebelumnya. Tugas itu membutuhkan penggunaan memori kerja untuk mempertahankan informasi. Mereka juga diminta mengerjakan tugas-tugas intelektual seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pengambilan keputusan.

Secara umum, orang-orang yang menonton gambar porno kurang akurat menilai apakah gambar yang muncul merupakan bagian gambar porno yang telah mereka lihat sebelumnya dibandingkan responden non seksual. Saat melihat gambar nonseksual, sebanyak 80 persen menjawab benar mengenai gambar-gambar yang ditampilkan. Untuk gambar-gambar porno, jumlah itu turun menjadi rata-rata 67 persen. Angka itu turun lebih jauh ketika gambar yang mereka melihat membuatnya terangsang.

Menurut para peneliti, hasil itu mungkin menjelaskan beberapa orang yang kecanduan pornografi di internet sulit menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti kurang tidur. Mereka juga melupakan janji yang berhubungan dengan konsekuensi hidup yang negatif.

Namun, peneliti tak dapat menentukan seberapa pengaruhnya hasil tersebut pada pria homoseksual atau perempuan. Studi itu, kata peneliti, perlu direplikasi untuk memperhitungkan daya tarik seksual dan gender. Hasil penelitian diterbitkan di Journal of Sex Research.(Go4/RRN/metro)

0 komentar:

Posting Komentar