Calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, Faisal Basri, secara tegas mengharamkan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota (JTDK) yang direncanakan Pemerintah Provinsi DKI.
"JTDK hanya memberikan kemudahan bagi orang kaya, tapi menekan rakyat miskin," kata Faisal saat menyampaikan visi dan misi sebagai calon gubernur di hadapan anggopta DPRD di Jakarta, Ahad (24/6).
Menurut Faisal, pembangunan jalan tol dalam kota bukan solusi buat mengatasi kemacetan di Ibu Kota. "Kemacetan terjadi di mana-mana, hanya di Pondok Indah yang tak macet. Masa sih jalan tol dibangun di pemukiman warga. Ini sangat tidak mungkin," kata Faisal.
Faisal juga menentang pembangunan dua jalan layang nontol (JLNT), yakni Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanahabang. Dia menilai, pembangunan jalan layang itu akan membuka peluang makin mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dan empat secara pribadi oleh warga Jakarta.
"Jangan ada lagi membangun jalan layang di Jakarta. Cukup yang dua itu saja. Kalau ada rencana penambahan pembangunan jalan layang, saya akan menolaknya," tegas Faisal.
Guna menambah jaringan jalan serta mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor di Ibu Kota, Pemprov DKI memang berencana membangun enam ruas jalan tol dalam kota. Pekerjaan konstruksinya dimulai Oktober mendatang.
Nanti, enam ruas jalan tol dalam kota itu dibangun layang atau elevated sepanjang 67,74 kilometer dengan nilai total investasi senilai Rp41 triliun. Enam jalan tol itu, ruas koridor Semanan-Pendongkelan, Sunter-Bekasi Raya, Duripulo- Kampung Melayu, Kemayoran-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang, dan Pasar Minggu-Casablanca.
Pembangunan jalan dilakukan bertahap. Tahun pertama, akan dibangun koridor Semanan-Pendongkelan.
Rencana pembangunan enam ruas jalan dalam kota merupakan rencana jangka menengah yang dilakukan Kementerian PU bersama Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi setiap tahunnya.
"JTDK hanya memberikan kemudahan bagi orang kaya, tapi menekan rakyat miskin," kata Faisal saat menyampaikan visi dan misi sebagai calon gubernur di hadapan anggopta DPRD di Jakarta, Ahad (24/6).
Menurut Faisal, pembangunan jalan tol dalam kota bukan solusi buat mengatasi kemacetan di Ibu Kota. "Kemacetan terjadi di mana-mana, hanya di Pondok Indah yang tak macet. Masa sih jalan tol dibangun di pemukiman warga. Ini sangat tidak mungkin," kata Faisal.
Faisal juga menentang pembangunan dua jalan layang nontol (JLNT), yakni Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanahabang. Dia menilai, pembangunan jalan layang itu akan membuka peluang makin mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dan empat secara pribadi oleh warga Jakarta.
"Jangan ada lagi membangun jalan layang di Jakarta. Cukup yang dua itu saja. Kalau ada rencana penambahan pembangunan jalan layang, saya akan menolaknya," tegas Faisal.
Guna menambah jaringan jalan serta mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor di Ibu Kota, Pemprov DKI memang berencana membangun enam ruas jalan tol dalam kota. Pekerjaan konstruksinya dimulai Oktober mendatang.
Nanti, enam ruas jalan tol dalam kota itu dibangun layang atau elevated sepanjang 67,74 kilometer dengan nilai total investasi senilai Rp41 triliun. Enam jalan tol itu, ruas koridor Semanan-Pendongkelan, Sunter-Bekasi Raya, Duripulo- Kampung Melayu, Kemayoran-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang, dan Pasar Minggu-Casablanca.
Pembangunan jalan dilakukan bertahap. Tahun pertama, akan dibangun koridor Semanan-Pendongkelan.
Rencana pembangunan enam ruas jalan dalam kota merupakan rencana jangka menengah yang dilakukan Kementerian PU bersama Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi setiap tahunnya.
0 komentar:
Posting Komentar