Pnom Penh: Petugas kesehatan di Kamboja tengah mencari penyebab penyakit misterius yang telah membunuh lebih dari 60 anak selama kurun waktu tiga bulan belakangan.
Menurut juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Aphaluck Bhatiasevi, “sindrom tak terdiagnosis” ini telah membunuh 61 dari 62 anak yang dirawat di rumah sakit sejak April. Namun tidak ada indikasi bahwa penyakit ini menular dari orang ke orang.
Bhatiasevi mengatakan para petugas kesehatan tengah mencoba menentukan kasus-kasus dengan gejala yang sama atau kumpulan dari beragam penyakit.
Anak-anak yang telah menjadi korban ini berusia kurang dari 10 tahun dan pertama kali memperlihatkan gejala demam tinggi, diikuti dengan gejala neurologi (saraf) dan masalah pernapasan yang dengan cepat semakin parah.
Kasus-kasus ini telah dilaporkan di rumah sakit-rumah sakit di 14 provinsi dengan kebanyakan kasus terjadi di wilayah selatan Kamboja.
Pernyataan ini dikutip Menteri Kesehatan Bung Heng yang menyatakan bahwa identifikasi penyebab penyakit ini memerlukan waktu beberapa lama. Ia menyatakan negara-negara tetangga telah diberikan peringatakan tentang penyakit ini, demikian dilaporkan AP, Kamis (5/7).
Menurut juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Aphaluck Bhatiasevi, “sindrom tak terdiagnosis” ini telah membunuh 61 dari 62 anak yang dirawat di rumah sakit sejak April. Namun tidak ada indikasi bahwa penyakit ini menular dari orang ke orang.
Bhatiasevi mengatakan para petugas kesehatan tengah mencoba menentukan kasus-kasus dengan gejala yang sama atau kumpulan dari beragam penyakit.
Anak-anak yang telah menjadi korban ini berusia kurang dari 10 tahun dan pertama kali memperlihatkan gejala demam tinggi, diikuti dengan gejala neurologi (saraf) dan masalah pernapasan yang dengan cepat semakin parah.
Kasus-kasus ini telah dilaporkan di rumah sakit-rumah sakit di 14 provinsi dengan kebanyakan kasus terjadi di wilayah selatan Kamboja.
Pernyataan ini dikutip Menteri Kesehatan Bung Heng yang menyatakan bahwa identifikasi penyebab penyakit ini memerlukan waktu beberapa lama. Ia menyatakan negara-negara tetangga telah diberikan peringatakan tentang penyakit ini, demikian dilaporkan AP, Kamis (5/7).
0 komentar:
Posting Komentar