Jakarta: Diare jangan dianggap sepele. Terutama pada
anak dan balita. Kekurangan cairan dapat mengakibatkan kematian. Jadi
rajin-rajinlah mencuci tangan. Aksi itu ternyata mampu menurunkan risiko
terkena diare hingga 47 persen.
"Apabila kita mencuci tangan pakai sabun, itu menurunkan 47 persen penyakit diare," kata Kasubdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Cucu Cakrawati usai menghadiri acara bertajuk "Sekolah Sehat Awal Terwujudnya Lingkungan Sehat" di Jakarta, Rabu (12/12).
Kementerian Kesehatan berupaya menekan angka penyakit diare melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). "Dengan program STBM, angka penyakit diare kecenderungannya menurun," katanya.
Upaya tersebut terkait dengan target Millenium Development Goals (MDG's) ke-4 yakni mengurangi jumlah kematian balita. Diare merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita.
Sanitasi yang kurang memadai ditambah rendahnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdampak tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pendidikan dan ekonomi. Saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi.
Kemkes telah berhasil menerapkan program STBM di 8.000 desa di seluruh Indonesia. Program STBM bertujuan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya berbudaya hidup bersih. Melalui program ini, masyarakat diberdayakan agar bisa mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
Sementara pemerintah berperan sebagai fasilitator. Selain itu, pihaknya menambahkan ada sekitar 5.500 sekolah dasar yang telah mengikuti program STBM. Dalam program STBM, para siswa diedukasi untuk tidak buang air sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengkonsumsi makanan sehat, tidak membuang sampah sembarangan.
Untuk mensukseskan program STBM di sekolah dasar, Kemkes menggandeng beberapa pihak swasta untuk menyediakan fasilitas cuci tangan di sekolah-sekolah dasar. Menurut dia, siswa dapat menjadi agen perubahan untuk PHBS, karena itu sanitasi sekolah merupakan bagian penting dalam program STBM.(Ant/BEY/metro)
"Apabila kita mencuci tangan pakai sabun, itu menurunkan 47 persen penyakit diare," kata Kasubdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Cucu Cakrawati usai menghadiri acara bertajuk "Sekolah Sehat Awal Terwujudnya Lingkungan Sehat" di Jakarta, Rabu (12/12).
Kementerian Kesehatan berupaya menekan angka penyakit diare melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). "Dengan program STBM, angka penyakit diare kecenderungannya menurun," katanya.
Upaya tersebut terkait dengan target Millenium Development Goals (MDG's) ke-4 yakni mengurangi jumlah kematian balita. Diare merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita.
Sanitasi yang kurang memadai ditambah rendahnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdampak tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pendidikan dan ekonomi. Saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi.
Kemkes telah berhasil menerapkan program STBM di 8.000 desa di seluruh Indonesia. Program STBM bertujuan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya berbudaya hidup bersih. Melalui program ini, masyarakat diberdayakan agar bisa mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
Sementara pemerintah berperan sebagai fasilitator. Selain itu, pihaknya menambahkan ada sekitar 5.500 sekolah dasar yang telah mengikuti program STBM. Dalam program STBM, para siswa diedukasi untuk tidak buang air sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengkonsumsi makanan sehat, tidak membuang sampah sembarangan.
Untuk mensukseskan program STBM di sekolah dasar, Kemkes menggandeng beberapa pihak swasta untuk menyediakan fasilitas cuci tangan di sekolah-sekolah dasar. Menurut dia, siswa dapat menjadi agen perubahan untuk PHBS, karena itu sanitasi sekolah merupakan bagian penting dalam program STBM.(Ant/BEY/metro)
0 komentar:
Posting Komentar