Asupan makanan mempengaruhi kualitas sperma. Bila ingin mendapatkan
sperma berkualitas tinggi, sebaiknya para pria mengurangi mengonsumsi
karbohidrat dan susu. Demikian menurut riset yang dipresentasikan dalam
pertemuan tahunan American Society for Reproductive Medicine, di San
Diego, Amerika Serikat.
Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan pria yang mengurangi jumlah konsumsi karbohidrat dan susu dianggap dapat memiliki kualitas sperma yang prima. Kondisi itu dibandingkan dengan pria yang terlalu banyak mengonsumsi keduanya.
Demikian pula, dua penelitian lain yang difokuskan kepada wanita yang menjadi terapi kesehatan fertilisasi in vitro (IVF) alias program bayi tabung. Penelitian menemukan bahwa wanita yang menurunkan asupan karbohidrat mereka dalam sementara waktu dan menggantinya dengan konsumsi protein memiliki kesempatan yang lebih baik untuk hamil.
Penelitian dipimpin JB Russell, Spesialis Endokrinologi, Reproduksi, dan Infertilitas dari Pusat Perawatan Kesehatan Christiana, Newark. Russel didampingi oleh Jorge Chavarro, Spesialis Nutrisi dan epidemiologi dari Harvard School of Public Health.
"Studi terbaru telah menunjukkan ada tren penurunan jumlah kualitas sperma di seluruh dunia, terutama pada abad ke 20 secara keseluruhan. Studi lebih baru menunjukkan bahwa hal itu mungkin berlanjut sampai awal abad ke 21," kata Chavarro. "Memang sementara ini masih sangat kontroversial soal tren penurunan jumlah sperma. Faktor-faktor penentu penurunan ini tidak jelas sama sekali.
Tim Harvard merilis dua penelitian terbaru mengenai dampak gizi terhadap kualitas sperma. Satu berfokus pada asupan susu dan lainnya pada konsumsi karbohidrat. Dalam penelitian karbohidrat, jumlah responden yang terlibat kurang lebih 200 pria sehat. Usia mereka 18-22 tahun dan sebagian besar berkulit putih.
Penelitian itu mengungkapkan, diet karbohidrat menyumbang setengah dari semua kalori yang dikonsumsi. Asupan karbohidrat tidak memiliki dampak pada mobilitas sperma atau bentuk. Namun, hal itu menemukan bahwa lebih banyak karbohidrat yang dikonsumsi, kualitas sperma semakin berkurang.
Sedangkan dalam konsumsi susu, para peneliti menemukan, bentuk sperma menjadi kurang normal terhadap asupan susu yang berlebih. Analisis ini semakin kuat ketika penelitian sampai pada produk susu penuh lemak seperti keju dan krim yang dikonsumsi secara bersamaan. "Baik jumlah sperma atau gerakan sperma tampaknya dipengaruhi oleh hubungan ini," kata Cavarro seperti dilansir Newshealth.
Hasil dari penelitian ini disimpulkan setelah memperhitungkan sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti berat badan, sejarah merokok, dan alkohol juga kebiasaan konsumsi kafein.
Sumber
Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan pria yang mengurangi jumlah konsumsi karbohidrat dan susu dianggap dapat memiliki kualitas sperma yang prima. Kondisi itu dibandingkan dengan pria yang terlalu banyak mengonsumsi keduanya.
Demikian pula, dua penelitian lain yang difokuskan kepada wanita yang menjadi terapi kesehatan fertilisasi in vitro (IVF) alias program bayi tabung. Penelitian menemukan bahwa wanita yang menurunkan asupan karbohidrat mereka dalam sementara waktu dan menggantinya dengan konsumsi protein memiliki kesempatan yang lebih baik untuk hamil.
Penelitian dipimpin JB Russell, Spesialis Endokrinologi, Reproduksi, dan Infertilitas dari Pusat Perawatan Kesehatan Christiana, Newark. Russel didampingi oleh Jorge Chavarro, Spesialis Nutrisi dan epidemiologi dari Harvard School of Public Health.
"Studi terbaru telah menunjukkan ada tren penurunan jumlah kualitas sperma di seluruh dunia, terutama pada abad ke 20 secara keseluruhan. Studi lebih baru menunjukkan bahwa hal itu mungkin berlanjut sampai awal abad ke 21," kata Chavarro. "Memang sementara ini masih sangat kontroversial soal tren penurunan jumlah sperma. Faktor-faktor penentu penurunan ini tidak jelas sama sekali.
Tim Harvard merilis dua penelitian terbaru mengenai dampak gizi terhadap kualitas sperma. Satu berfokus pada asupan susu dan lainnya pada konsumsi karbohidrat. Dalam penelitian karbohidrat, jumlah responden yang terlibat kurang lebih 200 pria sehat. Usia mereka 18-22 tahun dan sebagian besar berkulit putih.
Penelitian itu mengungkapkan, diet karbohidrat menyumbang setengah dari semua kalori yang dikonsumsi. Asupan karbohidrat tidak memiliki dampak pada mobilitas sperma atau bentuk. Namun, hal itu menemukan bahwa lebih banyak karbohidrat yang dikonsumsi, kualitas sperma semakin berkurang.
Sedangkan dalam konsumsi susu, para peneliti menemukan, bentuk sperma menjadi kurang normal terhadap asupan susu yang berlebih. Analisis ini semakin kuat ketika penelitian sampai pada produk susu penuh lemak seperti keju dan krim yang dikonsumsi secara bersamaan. "Baik jumlah sperma atau gerakan sperma tampaknya dipengaruhi oleh hubungan ini," kata Cavarro seperti dilansir Newshealth.
Hasil dari penelitian ini disimpulkan setelah memperhitungkan sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti berat badan, sejarah merokok, dan alkohol juga kebiasaan konsumsi kafein.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar