Bayangkan bila ada telepon seluler alias ponsel yang bisa digulung,
diselipkan dalam ransel, bahkan diinjak tanpa harus khawatir rusak.
Tampaknya itu bukan sekadar bayangan lagi. Sebab, peneliti sedang
mengembangkan ponsel seperti itu dalam wujud tipis layaknya kertas dan
dapat ditekuk.
Kabarnya, berbagai perusahaan tengah mengembangkan teknologi tersebut. Beberapa di antaranya seperti LG, Phillips, Sharp, Sony, dan Nokia. Perusahaan-perusahaan itu pun sudah menunjukkan prototipenya dalam berbagai pameran teknologi.
Namun, perusahaan teknologi asal Korea, Samsung, disebut-sebut sebagai provider pertama yang mewujudkan bayangan tersebut. Samsung memilih ponsel pintar yang memiliki OLED (Organic Lights Emitting Diode -suatu semikonduktor yang memancarkan sinar teknologi yang fleksibel. Samsung yakin bahwa ponsel ini akan sangat populer di kalangan konsumennya di seluruh dunia.
Layarnya akan dapat dilipat, digulung, dan ditekuk. Meski demikian, daya tahannya tinggi karena menggunakan lapisan plastik yang tipis, ringan, dan fleksibel.
Namun ada berbagai teknologi lain yang dapat membuat ponsel pintar Anda dapat ditekuk atau dibengkokkan. Bagaimanapun, konsep menciptakan elektronika yang fleksibel dan merakitnya pada plastik yang juga fleksible telah dibahas sejak tahun 1960-an. Sementara perusahaan teknologi Philips mendemonstrasikan prototip pertama display yang dapat digulung.
Beberapa tahun kemudian, bacaan elektronik Kindle pertama dari Amazon menggunakan layar yang terbuat dari plastik yang tidak kaku, disebut optical frontplane. Satu-satua masalah adalah bahwa komponen di bawah layar itu harus dari bahan yang kaku.
Sebagimana bacaan elektronik generasi berikutnya, semua menggunakan tinta elektronik atau e-ink, yang juga dikembangkan oleh perusahaan yang sama.
Layar yang hitam-putih, dapat dilihat dengan memantulkan sinar alami seperti layaknya kalau kita membaca buku kertas, dan bukannya seperti layar yang memancarkan cahaya sendiri.
Namun kebanyakan display tinta elektronik tersembunyi di balik layar kaca yang kaku dan tidak bisa ditekuk atau dibengkokkan. Salah satu alasannya adalah biaya.
Untuk membuat suatu produk yang sepenuhnya fleksibel, semua bagiannya -optical frontplane maupun backplane (tempat transistornya berada)- harus fleksibel, begitu juga batere, kerangka luar, layar sentuh, dan komponen lainnya.
Beberapa perusahaan telah mulai mengembangkan display dengan backplane fleksibel.,Di antara perusahaan yang mulai mengembangkan layar tinta elektronik fleksibel adalah LG Displays dari Korea Selatan dan Plastic Logic dari Inggris.,Namun menurut seorang pakar teknologi di Inggris, Samsung sudah cukup jauh di depan dalam bidang ini.
Apapun teknologinya, tampaknya tak lama lagi kita akan memiliki ponsel yang tak hanya pintar, namun juga dapat dibengkokkan.
Source : Metro
Kabarnya, berbagai perusahaan tengah mengembangkan teknologi tersebut. Beberapa di antaranya seperti LG, Phillips, Sharp, Sony, dan Nokia. Perusahaan-perusahaan itu pun sudah menunjukkan prototipenya dalam berbagai pameran teknologi.
Namun, perusahaan teknologi asal Korea, Samsung, disebut-sebut sebagai provider pertama yang mewujudkan bayangan tersebut. Samsung memilih ponsel pintar yang memiliki OLED (Organic Lights Emitting Diode -suatu semikonduktor yang memancarkan sinar teknologi yang fleksibel. Samsung yakin bahwa ponsel ini akan sangat populer di kalangan konsumennya di seluruh dunia.
Layarnya akan dapat dilipat, digulung, dan ditekuk. Meski demikian, daya tahannya tinggi karena menggunakan lapisan plastik yang tipis, ringan, dan fleksibel.
Namun ada berbagai teknologi lain yang dapat membuat ponsel pintar Anda dapat ditekuk atau dibengkokkan. Bagaimanapun, konsep menciptakan elektronika yang fleksibel dan merakitnya pada plastik yang juga fleksible telah dibahas sejak tahun 1960-an. Sementara perusahaan teknologi Philips mendemonstrasikan prototip pertama display yang dapat digulung.
Beberapa tahun kemudian, bacaan elektronik Kindle pertama dari Amazon menggunakan layar yang terbuat dari plastik yang tidak kaku, disebut optical frontplane. Satu-satua masalah adalah bahwa komponen di bawah layar itu harus dari bahan yang kaku.
Sebagimana bacaan elektronik generasi berikutnya, semua menggunakan tinta elektronik atau e-ink, yang juga dikembangkan oleh perusahaan yang sama.
Layar yang hitam-putih, dapat dilihat dengan memantulkan sinar alami seperti layaknya kalau kita membaca buku kertas, dan bukannya seperti layar yang memancarkan cahaya sendiri.
Namun kebanyakan display tinta elektronik tersembunyi di balik layar kaca yang kaku dan tidak bisa ditekuk atau dibengkokkan. Salah satu alasannya adalah biaya.
Untuk membuat suatu produk yang sepenuhnya fleksibel, semua bagiannya -optical frontplane maupun backplane (tempat transistornya berada)- harus fleksibel, begitu juga batere, kerangka luar, layar sentuh, dan komponen lainnya.
Beberapa perusahaan telah mulai mengembangkan display dengan backplane fleksibel.,Di antara perusahaan yang mulai mengembangkan layar tinta elektronik fleksibel adalah LG Displays dari Korea Selatan dan Plastic Logic dari Inggris.,Namun menurut seorang pakar teknologi di Inggris, Samsung sudah cukup jauh di depan dalam bidang ini.
Apapun teknologinya, tampaknya tak lama lagi kita akan memiliki ponsel yang tak hanya pintar, namun juga dapat dibengkokkan.
Source : Metro
0 komentar:
Posting Komentar