Kanker..... siapa
yang tidak mengenal penyakit mematikan yang satu ini. Penyakit yang
timbul dikarenakan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal
ini selalu menjadi momok bagi siapapun penderitanya. Terlebih lagi pada
stadium lanjut, sel-sel kanker dengan mudahnya menyebar ke bagian lain,
sehingga kanker dapat dikategorikan sebagai pembunuh manusia nomor 1 di
dunia.
Pada
umumnya, pertumbuhan sel normal akan mengalami pemisahan dan mati
ketika sel-sel tersebut menua. Sel-sel yang sudah mati akan digantikan
dengan sel-sel baru ( regenerasi ), namun ketika sel-sel tersebut tidak
juga mati sedangkan sel-sel baru terus menerus tumbuh padahal tidak
diperlukan, maka akan timbul dengan apa yang disebut dengan istilah
tumor. Hanya saja jika dibandingkan dengan kanker, bisa dibilang sel-sel
tumor "lebih jinak", meski tidak dapat dipandang dengan sebelah mata
juga, karena sel-sel tumor yang mengganas dapat berkembang menjadi
kanker, yang pada akhirnya akan menjadi pembunuh bagi si penderitanya
sendiri. Meskipun demikian, sebenarnya tumor sendiri tidak selalu
diidentikkan dengan kanker, karena tumor yang mengarah kepada kanker
adalah sejenis tumor ganas. Pola hidup yang tidak sehat merupakan salah
satu pencetus munculnya sel-sel kanker di dalam tubuh. Malas berolahraga
dan terlalu sering mengkonsumsi junkfood, menggunakan minyak goreng
lebih dari kali penyaringan, mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak
menyusukan ASI pada bayi hanyalah sedikit contoh ( yang sebenarnya
sepele ) dari penyebab munculnya sel-sel kanker.
KANKER PAYUDARA PADA LAKI-LAKI
Salah
satu dari sekian banyak jenis kanker itu adalah kanker payudara. Tidak
hanya menimpa kaum perempuan saja, kaum laki-lakipun dapat terkena
kanker payudara. Hanya saja bila dibandingkan dengan wanita, prosentase
pengidap kanker payudara pada laki-laki jauh lebih sedikit, yaitu hanya
berada pada kisaran 1% saja. Namun yang perlu diwaspadai, sel-sel kanker
menyebar lebih cepat pada pria jika dibandingkan dengan wanita,
sehingga kemungkinan terjadinya perlekatan pada jaringan di sekitar
payudara dapat terjadi di awal-awal terinfeksinya payudara oleh sel-sel
kanker itu.
Salah
satu faktor pemicu terjadinya kanker payudara baik pada laki-laki
maupun pada perempuan adalah hormon estrogen di dalam tubuh. Berbeda
dengan wanita, hormon estrogen pada pria jumlahnya jauh lebih sedikit.
Namun dalam hal ini jaringan payudara pada pria sama dengan wanita,
hanya saja pada pria jaringannya tidak berkembang sehingga istilah
"payudara montok" hanya dimiliki oleh kaum wanita saja... ^_^.
Pada pria, selain produksi hormon estrogen, faktor pemicu kanker payudara yang lain adalah gynecomastia ( gumpalan yang diakibatkan oleh adanya peningkatan jaringan tisu pada organ payudara pria ), sindrom klinefelter, sering terpapar radiasi serta adanya riwayat keluarga yang pernah mengidap kanker sebelumnya.
Berbeda dengan wanita, gynecomastia
atau gumpalan yang diakibatkan oleh adanya peningkatan jaringan tisu
pada organ payudara pria lebih mudah ditemukan, karena jaringan tisu
yang ada pada payudara pria lebih sedikit dibandingkan dnegan wanita.
Sedangkan yang dimaksud dengan sindrom klinefelter adalah
sindrom kelainan genetika pada pria, dimana ciri-cirinya adalah
membesarnya payudara pria. Pembesaran yang tidak normal pada payudara
pria biasanya lebih disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi maupun
oleh adanya aktivitas hormonal. Namun bagi mereka yang memiliki riwayat
penyakit kanker dalam keluarganya harus lebih berhati-hati karena mereka
memiliki resiko yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang tidak
memiliki riwayat penyakit ini pada keluarganya. Dan seiring dengan
bertambahnya usia, resiko penyakit inipun semakin meningkat. Dan
biasanya resiko penyakit kanker payudara pada pria lebih banyak
ditemukan pada mereka yang berusia antara 60 - 70 th, sedangkan untuk
usia di bawah 50 th, masih jarang sekali ditemukan.
KANKER PAYUDARA PADA PEREMPUAN
Big is beatifull.
Kalimat itu tidak sepenuhnya benar, karena sesungguhnya kalimat itu
memang ditujukan untuk menambah rasa percaya diri bagi mereka yang
bertubuh subur. Tapi jangan salah, dalam dunia kedokteran, big is disease.
Gemuk itu penyakit dan itu memang tidak bisa dipungkiri. Sudah banyak
bukti yang menunjukkan bahwa kegemukan merupakan biang kerok tumbuhnya
berbagai faktor jenis penyakit, salah satunya adalah kanker payudara.
Ya,
kegemukan atau dalam hal ini obesitas, memang bisa memicu tumbuhnya
sel-sel kanker dalam tubuh. Pada index BMT Overweight, resiko terkena
penyakit kanker payudara mencapai 10 - 35%, sedangkan bagi mereka yang
mengalami obesitas resikonya meningkat pesat menjadi 56 - 82%. Hal ini
dikarenakan bagi mereka yang mengalami obesitas, berat tubuh yang
berlebihan dapat meningkatkan sirkulasi hormon estrogen, yang pada
akhirnya akan dapat memacu pertumbuhan sel kanker, sehingga kanker
payudara tidak dapat dihindarkan lagi. Semakin berat bobot tubuh
seseorang maka akan semakin besar pula resiko untuk terkena kanker
payudara.
Payudara
merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kaum wanita, sehingga tidak
ada salahnya merawat benda berharga tersebut dengan lebih berhati-hati.
Terutama bagi kaum ibu yang baru saja melahirkan, akan sangat penting
sekali untuk menyusukan ASI-nya pada bayi yang baru saja dilahirkannya.
Selain ditujukan untuk keselamatan dan kebaikan bayi itu sendiri,
menyusukan ASI pada bayi juga dipercaya dapat menekan pertumbuhan
sel-sel kanker.
Pada
perempuan, tiap bagian payudara memiliki 15 - 20 kantung penghasil susu
atau yang disebut dengan istilah lobes dan tiap kantung terdiri dari
beberapa kelenjar susu ( lobules ) dan biasanya awal mula sel-sel kanker
tersebut berkembang terdapat pada lobules. Selain lobules, payudara
juga terdiri atas pembuluh darah dan aliran getah bening, yang mengalir
melalui aliran getah bening menuju kelenjar getah bening yang berada di
bawah ketiak. Karena itulah, ketika sel-sel kanker tersebut mulai
menyebar, maka lokasi penyebaran pertama yang paling umum ditemukan
adalah kelenjar getah bening, yang terletak di bagian bawah lengan. Dan
ketika sel kanker telah menyebar di bagian tersebut, maka akan muncullah
sebuah benjolan. Namun apabila benjolan tersebut tidak terdeteksi, maka
ada kemungkinan sel kanker tersebut telah menyebar ke daerah lain,
seperti paru-paru, tulang dan juga otak.
FAKTOR PENCETUS KANKER
Faktor-faktor pencetus kanker antara lain :
Obesitas
Rokok dan alkohol
Usia
Faktor genetika
Riwayat kesehatan. Pernah divonis mengidap kanker payudara, menderita proliferative breast disease ( PBD )
maupun pernah menjalani operasi pengangkatan tumor, dapat menyebabkan
sel-sel kanker kembali lagi, karena meskipun telah dilakukan tindakan,
sel-sel kanker tersebut tidak sepenuhnya hilang.
Ras
dan keturunan. Bagi mereka keturunan Bangsa Yahudi Ashkenazi, resiko
terkena kanker payudara jauh lebih besar, karena populasi bangsa ini
memiliki cukup banyak keturunan yang mengidap kanker payudara. Demikian
juga halnya dengan mereka yang memiliki kulit putih, lebih rentan
terserang dibandingkan dengan mereka yang tergolong ke dalam ras latin,
Asia serta Afro-Amerika.
Positif terkait dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2
Makanan dan minuman
Pengawet dan pewarna
Paparan radiasi
Melahirkan
dan menyusui. Melahirkan di atas usia 30 th dan mereka yang melahirkan
namun tidak menyusukan ASI-nya pada bayi, resikonya jauh lebih besar
dibandingkan mereka yang melahirkan di bawah usia 30 th maupun mereka
yang menyusukan ASI-nya pada bayi mereka.
DES
( diethylstilbestrol ). DES atau yang dikenal dengan istilah estrogen
sintesis sudah diberikan kepada ibu hamil pada tahun 1940 - 1970an.
Namun tanpa disadari DES dipercaya mampu meningkatkan resiko kanker
leher rahim secara perlahan-lahan. Sementata untuk anak perempuan yang
terpapar DES lebih beresiko tinggi terkena kanker payudara.
Penggunaan stereofoam sebagai pembungkus makanan / minuman
Haid
dan menopause. Mereka yang mengalami haid sebelum usia 12 th dan
mengalami menopause sebelum berusia 55 th lebih beresiko terkena kanker
payudara.
Terapi
hormon. Terapi sulih hormon yang biasanya dilakukan untuk mengatasi
masalah menopause atau eksposur lain terhadap estrogen dan progesteron
dapat meningatkan resiko terkena kanker payudara pada perempuan.
Paparan sinar matahari
Produk-produk
kecantikan. Produk-produk kecantikan yang mengandung bahan-bahan yang
tidak aman bagi tubuh seperti mercury dan hydroquinon meningkatkan
resiko terkena kanker kulit.
Lotion anti nyamuk.
GEJALA KANKER PAYUDARA
Pada
stadium awal, kanker payudara sulit untuk dideteksi keberadaannya.
Terlebih lagi, pada tahap awal biasanya para penderita tidak merasakan
adanya rasa sakit, sehingga pada akhirnya mereka lengah dan tidak
menyadari bahwa sel-sel kanker telah menggerogoti tubuh mereka.
Gejala-gejala yang timbul pada kasus ini biasanya dirasakan mereka
setelah mereka sudah menderita stadium lanjut dan sudah terlambat untuk
ditangani. Meskipun program SADARI sering dianjurkan untuk mengetahui
gejala dini kanker payudara, namun adakalanya hal itu tidak begitu
banyak membantu, begitu juga dengan mamografi ataupun USG. Jadi langkah
paling tepat untuk mengetahui apakah kanker payudara sudah menyerang
tubuh atau belum adalah dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
Adapun ciri-ciri kanker payudara antara lain :
Terdapat benjolan di bawah lengan maupun di dalam payudara
Kulit payudara menjadi bersisik, memerah, membengkak serta mengalami penebalan
Puting susu menjadi lunak atau bahkan tertarik masuk ke dalam payudara
Keluar cairan ( darah ) dari dalam puting
Perubahan bentuk maupun ukuran pada payudara
PENGOBATAN PADA KANKER PAYUDARA
Operasi.
Operasi yang biasanya dilakukan adalah lumpectomy atau mastectomy, baik
sebagian ataupun keseluruhan. Adapun prosedur yang dilakukan adalah
mengangkat sebagian atau seluruh payudara, otot-otot dada dan juga
kelenjar getah bening.
Radiasi.
Prosedur yang dilakukan biasanya dengan memaparkan sinar radiasi pada
payudara baik untuk membunuh sel-sel kanker maupun untuk mengecilkan
ukuran tumor tersebut.
Terapi hormon.
Prosedur terapi hormon biasanya dilakukan untuk mencegah sel kanker
memasuki akses hormon yang perlu berproduksi. Adapun terapi ini
merupakan pengangkatan ( oophorectomi ) atau melakukan radiasi pada
indung telur, tempat hormon berproduksi. Namun kekurangan dari terapi
ini adalah dapat memicu adanya kanker endometrial.
Kemoterapi.
Kemoterapi biasanya digunakan untuk mencegah sel-sel kanker berproduksi
dan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu kemoterapi juga dapat
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dan memperlambat bahkan
memperkecil ukuran tumor.
Terapi biologis.
Terapi ini dilakukan untuk membuat penangkal alami dalam tubuh yang
bisa digunakan untuk melawan sel kanker. Teori biologis yang paling
sering digunakan untuk kanker payudara adalah penggunaan trastuzumab,
yang berfungsi mengikat sel kanker dan menghambat pertumbuhan sel
kanker.